Daftar Blog Saya

Senin, 03 Januari 2011

EFEK TOKSIK TIMBAL, MERKURI dan CADMIUM

A. EFEK TOKSIK TIMBAL(Pb).
Timbal atau plumbum (Pb) adalah metal kehitaman. Dahulu digunakan sebagai konstituen di dalam cat, baterai dan saat ini banyak digunakan dalam bensin. Pb organik (TEL = tetra ethyl lead) sengaja ditambahkan ke dalam bensin untuk meningkatkan nilai oktan.(Slamet, 1996)
Pb adalah racun sistemik. Keracunan Pb akan menimbulkan gejala : rasa logam di mulut, garis hitam pada gusi, gangguan GI(Gastro Intestinal), anorexia, muntah-muntah, kolik, encephalitis, wrist drop, irritable, perubahan kepribadian, kelumpuhan dan kebutaan. Basophilic stippling dari sel darah merah merupakan gejala patognomonis bagi keracunan Pb. Gejala lain dari keracunan ini berupa anemia dan albuminaria.(Slamet, 1996)
Pb organik cenderung menyebabkan encephalopathy. Pada keracunan akut, terjadi gejala meninges dan cerebral, diikuti dngan stupor, coma dan kematian. Tekanan liquor cerebro-spinalis (LCS) tinggi, insomnia dan somnolence.(Slamet, 1996).
Menurut Charlene(2004), di dalam tubuh manusia timbal masuk melalui saluran pernafasan atau saluran pencernaan atau menuju sistem peredaran darah kemudian menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, otak, saraf dan tulang. Keracunan timbal pada orang dewasa ditandai dengan gejala 3P yaitu, pallor(pucat), pain(sakit), dan paralysis(kelumpuhan). Keracunan yang terjadi bisa bersifat kronik dan akut. Pada keracunan kronik, mula-mula logam berat tidak menyebabkan gangguan kesehatan yang tampak, tetapi makin lama efek toksik makin menumpuk hingga akhirnya terjadi gejala keracunan.
Keracunan timbal kronik ditandai dengan depresi, sakit kepala, sulit berkonsentrasi, daya ingat terganggu, dan sulit tidur. Sedangkan keracunan akut terjadi jika timbal masuk ke dalam tubuh seseorang lewat makanan atau menghirup uap timbal dalam waktu yang relatif pendek dengan kadar atau dosis yang relatif tinggi. Gejala yang timbul berupa mual, muntah, sakit perut hebat, kelainan fungsi otak, anemia berat, kerusakan ginjal, bahkan kematian dapat terjadi dalam waktu 1-2 hari.(Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).
Keracunan timbal pada anak-anak dapat mengurangi kecerdasan. Bila kadar timbal dalam darah mencapai tiga kali batas normal (asupan normal sekitar 0,3 mg per hari) maka akan menyebabkan penurunan kecerdasan intelektual(IQ) di bawah 80. Kelainan fungsi otak terjadi karena timbal secara kompetitif menggantikan peranan mineral-mineral utama seperti seng, tembaga dan besi dalam mengatur fungsi sistem saraf pusat. Keadaan ini akan mengurangi peluang bagi anak untuk berhasil dalam sekolahnya. Dampak lebih jauh apabila tidak ada pengendalian polusi udara di perkotaan, suatu saat nanti anak-anak di desa akan lebih pintar daripada anak-anak yang dibesarkan di kota-kota besar.(Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).
Qomarrudin dan Rahmah(2003) dalam laporannya menyatakan bahwa logam berat merkuri(Hg) dan timbal(Pb) ditemukan pada anak-anak yang mengalami gangguan khususnya autisme dan hiperaktivitas. Bahkan Indonesia merupakan salah satu dari lima negara di dunia yang paling tinggi tingkat polusinya.
B. EFEK TOKSIK MERKURI(Hg)
Air raksa atau hydrargyrum (Hg) adalah metal yang menguap pada temperature kamar. Karena sifat kimia-fisikanya, merkuri pernah digunakan sebagaicampuran obat. Saat ini merkuri banyak digunakan di dalam industri pembuatan amalgam, perhiasan, instrumentasi, fungisida, bakterisida dan lain-lainnya.(Slamet, 1996)
Hg merupakan racun sistemik dan diakumulasi di hati, ginjal, limpa dan tulang. Oleh tubuh Hg diekskresikan lewat urine, feses, keringat, saliva dan air susu. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor, konvulsi, pikun, insomnia, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi dan rasa ketakutan. Gejala gastero-intestinal(GI) seperti stomatitis, hipersalivsi, colitis, sakit pada mengunyah, gingivitis, garis hitam pada gusi (leadline) dan gigi yang mudah melepas. Kulit dapat menderita dermatitis dan ulcer. Hg yang organik cenderung merusak SSP (tremor, ataxia, lapangan penglihatan menciut, perubahan kepribadian), sedangkan Hg anorganik biasanya merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan.(Slamet, 1996).
Di alam, Hg anorganik dapat merubah menjadi organik dan sebaliknya karena adanya interaksi dengan mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg anorganik menjadi organik. Stapilococcus aureus antara lain dapat mereduksi Hg2+ menjadi Hg elemental.(Slamet, 1996).
Mekanisme keracunan merkuri di dalam tubuh belum diketahui dengan jelas. Namun, untuk daya racun merkuri dapat diinformasikan sebagai berikut: kerusakan tubuh yang disebabkan oleh merkuri pada umunya bersifat permanen, masing-masing komponen merkuri mempunyai perbedaan karakteristik yang berbeda seperti daya racunnya, distribusi, akumulasi pada pengumpulan dan waktu retensinya(penyimpanan) di dalam tubuh.(Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).
Apabila suatu komponen merkuri berada dalam jumlah yang cukup, maka akan beracun terhadap tubuh. Merkuri dapat berpengaruh terhadap tubuh karena dapat menghambat kerja enzim dan menyebabkan kerusakan sel. Sifat-sifat membrane dari dinding sel akan rusak karena pengikatan dengan merkuri, sehingga aktivitas sel dapat terganggu. Kondisi yang akut dapat menyebabkan kerusakan perut dan usus, gagal kardiovaskular(jantung dan pembuluhnya) dan gagal ginjal akut yang dapat menyebabkan kematian. (Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).


C. EFEK TOKSIK CADMIUM(Cd)
Cadmium (Cd) adalah metal berbentuk kristal putih keperakan. Cd didapat bersama-sama dengan Zn, Cu dan Pb dalam jumlah yang kecil. Cd didapat pada industry alloy, pemurnian Zn, pestisida dan lain-lain.(Slamet, 1996).
Tubuh manusia tidak memerlukan Cd dalam fungsi dan pertumbuhannya, karenanya Cd sangat beracun bagi manusia. Keracunan akut akan menyebabkan gejala gasterointestinal dan penyakit ginjal. Gejala klinis keracunan Cd sangat mirip dengan penyakit glomerulo-nephritis biasa, hanya pada fase lanjut dari keracunan Cd ditemukan pelunakan dan fraktur (patah) tulang-tulang punggung yang multiple. Di Jepang sakit pinggang ini dikenal sebagai penyakit “Itai-Itai Byo”. Gejalanya adalah sakit pinggang, patah tulang, tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, gejala seperti influenza dan sterilitas pada laki-laki.(Slamet, 1996).
Cadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Waktu paruh Cadmium 10-30 tahun. Akumulasi pada ginjal dan hati 10-100 kali konsentrasi pada jaringan yang lain.(Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).
Menurut Sudarmadji, Mukono dan Corie(2006), dalam tubuh manusia Cadmium terutama dieliminasi melalui urine. Hanya sedikit yang diabsorbsi, yaitu sekitar 10-50%. Absorbsi dipengaruhi faktor diet seperti intake protein, kalsium, vitamin D, dan trace logam seperti Seng(Zn). Proporsi yang besar adalah absorbs melalui pernapasan yaitu antara 10-40% tergantung keadaan fisik. Uap Cadmium sangat toksik dengan lethal dose melalui pernapasan diperkirakan 10 menit terpapar sampai dengan 190mg/m³ selama 240 menit akan dapat menimbulkan kematian. Gejala umum keracunan Cd adalah sakit di dada, nafas sesak, batuk-batuk dan lemah.
Terpapar akut oleh Cadmium(Cd) menyebabkan gejala nausea(mual), muntah, diare, kram otot, anemia, dermatitis, pertumbuhan lambat, kerusakan ginjal dan hati, gangguan kardiovaskuler, emphysema, dan degenerasi testicular. Perkiraan dosis mematikan akut adalah sekitar 500mg/kg untuk dewasa dan efek dosis akan nampak jika terabsorbsi 0,043 mg/kg per hari.Gejala akut keracunan Cd adalah sesak dada, kerongkongan kering dan dada terasa sesak, nafas pendek, nafas terengah-engah, distress, dan bisa berkembang ke arah penyakit radang paru-paru, sakit kepaladan menggigil, bahkan dapat diikuti dengan kematian. Gejala kronis keracunan Cd yaitu, nafas pendek, kemampuan mencium bau menurun, berat badan menurun, gigi terasa ngilu dan berwarna kuning keemasan. (Widaningrum, Miskiyah dan Suismono, 2007).

DAFTAR PUSTAKA
Charlene.2004. Pencemaran Logam Berat Timbal(Pb) dan Cadmium(Cd) Falsafah Sains. Program Pascasarjana S3 IPB. Posted tanggal 30 Desember 2004. http://www.google.co.id / Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.
Qomarrudin dan Rahmah. 2003. Keracunan Logam Berat hingga Casomorphin. http://www.banjarmasinpost.com. Edisi 05 April 2003. / Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.
Sudarmadji, J. Mukono dan Corie I.P. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya Terhadap Kesehatan. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No.2, Januari 2006: 129-142.
Slamet, Juli Soemirat. 1996. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Widaningrum, Miskiyah dan Suismono.2007.Bahaya Kontaminasi Logam Berat Dalam Sayuran dan Alternatif Pencegahan Cemarannya. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id / Diakses pada tanggal 20 Desember 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar